Saturday, August 21, 2010

Lihatlah Kebawah...

Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah
Dunia dengan perhiasannya demikian menyilaukan . . .
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun memberikannya kepada hamba yangdicintai-Nya dan kepada hamba yang tidak dicintai-Nya, sehinggakelebihan yang didapatkan seseorang dalam perkara dunia bukan jaminania dicintai oleh Dzat Yang di atas. Berapa banyak orang yang jahat,ingkar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu'alaihi wasallam namun ia beroleh kekayaan dan jabatan yang tinggi.Sebaliknya, banyak hamba yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala danRasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam tidak beroleh dunia kecualisekadarnya. Kenapa demikian? Karena memang dunia tiada bernilai di sisiAllah Subhanahu wa Ta'ala sampai-sampai kata Rasul yang muliaShallallahu 'alaihi wasallam:


لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

"Seandainya dunia ini di sisi Allah punya nilai setara dengan sebelahsayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum seorang kafirseteguk air pun." (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Al-Imam Al-Albanirahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 940)
Tatkala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam lewat di sebuah pasarsementara orang-orang berada di sekitarnya, beliau melewati bangkaiseekor anak kambing yang cacat telinganya. Beliau memegang telingabangkai hewan tersebut, lalu berkata:

أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ فَقَالُوا: مَا نُحِبُّأَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قَالَ: أَتُحِبُّوْنَأَنَّهُ لَكُمْ؟ قَالُوا: وَاللهِ، لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًافِيْهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: فَوَاللهِلَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

"Siapa di antara kalian ingin memiliki bangkai anak kambing ini dengan membayar satu dirham?""Kami tidak ingin memilikinya walau dengan membayar sedikit, karena apayang akan kami perbuat dengannya?" jawab mereka yang ditanya.
Beliau kembali mengulang pertanyaannya, "Apakah kalian ingin bangkai anak kambing ini jadi milik kalian?""Demi Allah, seandainya pun hewan ini masih hidup, ia cacat, telinganyakecil, apatah lagi ia sudah menjadi bangkai!" jawab mereka.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Maka demi Allah,sungguh dunia ini lebih hina bagi Allah daripada bangkai anak kambingini bagi kalian." (HR Muslim)

Mungkin kita termasuk orang yang mendapatkan dunia sekadarnya, tidakseperti yang diperoleh orang-orang sekitar kita, yang mungkin punyarumah mewah, mobil gonta-ganti, perabotan yang wah . . . , dan jabatanyang empuk. Kekurangan yang ada pada kita dari sisi lain seharusnyatidak perlu membuat dada kita sempit sehingga kita berburuk sangkakepada Allah Yang Maha Adil. Rasul yang mulia Shallallahu 'alaihiwasallam telah memberi bimbingan dalam perkara dunia kita. BeliauShallallahu 'alaihi wasallam bertitah:

انظروا إلى من هو أسفل منكم. ولا تنظروا إلى من هو فوقكم؛ فهو أجدر أن لا تَزْدروا نعمة الله عليكم

"Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan janganmelihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian ini (melihat kebawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yangdiberikan-Nya kepada kalian." (HR. Muslim)
Dalam satu riwayat:

إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

"Apabila salah seorang dari kalian melihat kepada orang yang diberikelebihan dalam hal harta dan rupa/fisik, maka hendaklah ia melihatorang yang lebih rendah dari dirinya."

Hadits di atas memberi arahkan kepada setiap muslim agar selalu melihatke bawah dalam perkara dunia dan jangan melihat kepada orang yangmelebihinya. Karena bila ia berbuat demikian akan membuatnya berkeluhkesah, sempit dada, dan tidak bersyukur dengan apa yang Allah Subhanahuwa Ta'ala berikan kepadanya. Sebaliknya dalam perkara agama/akhirat,seorang muslim harusnya melihat ke atas, kepada orang yang lebihdarinya dalam beramal ketaatan, dalam keshalihan dan ketakwaan sehinggaia terpacu untuk terus menambah ketaatan dan amal ibadah. (BahjatunNazhirin, 1/534)

Al-Imam Ath-Thabari rahimahullahu berkata tentang hadits di atas, "Inimerupakan sebuah hadits yang mengumpulkan kebaikan. Karena bila seoranghamba melihat orang yang di atasnya dalam kebaikan, ia menuntut jiwanyauntuk turut bergabung dengan orang yang dilihatnya tersebut. Ia punmengecilkan keadaannya ketika itu sehingga ia bersungguh-sungguh untukmenambah kebaikan. Bila dalam perkara dunianya ia melihat kepada orangyang di bawahnya, akan tampak baginya nikmat Allah Subhanahu wa Ta'alayang terlimpah padanya, ia pun mengharuskan jiwanya bersyukur. Inilahmakna ucapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di atas. Bilaseseorang tidak melakukan anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wasallamtersebut maka keadaannya jadi sebaliknya. Ia terkagum-kagum denganamalannya sehingga ia malas menambah kebaikan. Ia membelakakkan duamatanya kepada dunia dan berambisi untuk menambahnya. Nikmat AllahSubhanahu wa Ta'ala yang diperolehnya pun diremehkan dan tidakditunaikan haknya." (Ikmalul Mu'lim bi Fawa'id Muslim, 8/515)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan nasihat yangakan mengobati penyakit yang mungkin ada di dalam dada, makaamalkanlah! Selalulah melihat orang yang kekurangan dan lebih susahdaripada kita.

Lihatlah. . . Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan tempat tinggalyang menaungi kita setiap harinya walau rumah yang sederhana, makasyukurilah karena berapa banyak tuna wisma di sekitar kita. Merekaterpaksa tidur di emperen toko, di kolong jembatan, dan di dalamrumah-rumah kardus . . .
Setiap harinya kita bisa makan dan minum walau hidangan yang tersajisederhana, namun syukurilah. Lihatlah di sana ... Ada orang-orang yangmengais-ngais sampah untuk mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutmereka yang lapar.
Kita diberi nikmat berupa pakaikan yang dapat menutup aurat kita danmelindungi kita dari hawa panas dan dingin, walau harganya takseberapa. Namun lihatlah ... di sana ada orang-orang yang berpakaiancompang-camping karena fakirnya.
Lihatlah dan tengoklah selalu kepada orang yang hidupnya lebih sulitdaripada kita, dengan begitu kita dapat mensyukuri nikmat AllahSubhanahu wa Ta'ala yang diberikan-Nya kepada kita.

Ingatlah selalu, bahwa dunia ini ibaratnya hanyalah fatamorgana, tiada berharga, maka jangan engkau terlalu berpanjang angan untuk meraihnya.Tetapi berambisilah untuk kehidupanmu setelah mati. Di sana ada negeri kekal menantimu...!!!

Wallahu a'lam bish-shawab.

0 komentar:

Post a Comment